Ziarah ke Museum of Innocence

Kemal menemukan kebahagian mencintai seorang Füsun dengan segenap warna dan misteri.

Saat itu ibuku menangis

Buat kakakku Hermanto Junaidi yang sedang damai bersemayam di bawah pohon ketapang, tempat aku selalu menjengukmu, saat pulang, atau saat pergi sekalipun.

Indeks Perdamaian Kota Itu Perlu

By measuring the state of peace, we can further our understanding of the social, political and economic factors that help develop more peaceful environments

Tentang Ingatan dan Ideologi

The struggle of man against power is the struggle of memory against forgetting” — Milan Kundera (The Book of Laughter and Forgetting).

A Journey: from Border to Border

Midyat is one of a must visited historical places in Mardin beside Old Mardin. Overall this city is cited as paths of the early civilizations named Mesopotamia or far before it—if we talked about Christianity and Jews history as well for its strategic location with rocky hill and plain near the Tigris River.

Friday, June 17, 2022

Sambutan SISKA MA 1 Annuqayah

 Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarkatuh

 Yang terhormat masyaikh, kiai, dan para guru khususnya di lingkungan Madrasah Aliyah 1 Annuqayah.

Segala puji dan syukur kita haturkan kepada Allah yang telah menghujani kita kasih sayang, rida dan anugerah yang tak terhingga. Salawat kita panjatkan kepada Rasulullah Muhammad atas semua perjuangan dan pengorbanannya untuk jalan terang dan penuh hikmah umat-Nya.

Adik-adik santri yang pembelajar….

Kelulusan ini menjadi momentum penting bagi kalian, semacam milestone untuk masa depan yang panjang nan “remang”. Saya katakan remang karena tidak ada seorang pun yang mampu mengendalikan masa depan; kita hanya sama-sama bertugas mempersiapkan sebaik-baiknya, menjalaninya setulus-tulusnya. Karena “masa depan remang” itulah kalian harus mempersiapkan suluh bagi diri kalian sendiri, langkah dan pilihan-pilihan hidup yang harus diperjuangkan dan dipertaruhkan. Siapa yang mampu berjalan tegap dan kokoh di tengah keremangan ruang di masa depan (dengan cahaya ketekunan dan pengorbanan yang menyublim dalam ilmu yang bermanfaat), mereka adalah calon-calon pemimpin yang tangguh dan penyejuk bagi agama, keluarga dan bangsa.

Adik-adik santri yang pembelajar….

Di tengah ruang remang masa depan yang sebentar lagi kalian tapaki, ilmu dan pengalaman selama menjadi santri di Annuqayah harus terus diperjuangkan dan dikembangkan selaras dengan minat dan jalan hidup kalian. Sehingga masa depan kalian menjadi berwarna dengan basis dan prinsip yang kokoh dan juga kaya.

Adik-adik santri yang pembelajar….

Dulu, ketika saya sudah mau lulus dan membayangkan masa depan yang panjang, saya bilang pada diri saya di tengah hening doa: “Perang sebenarnya adalah ketika lulus dari pesantren!” Baik bagi yang melanjutkan berkuliah di luar, memilih tetap lanjut di Annuqayah atau Kembali ke masyarakat, definisi “perang” sama-sama bisa disematkan sebagai spirit perjuangan yang harus benar-benar dipersiapkan. Berkuliah artinya sudah siap menjadi “maha”siswa, jenjang pendidikan bagi orang yang menuju dewasa. Ketergantungan semakin menipis, kemandirian semakin menguat dan sekaligus menentukan. Untuk itu, “peralatan perang” sudah harus siap, baik bagi kalian yang lanjut studi maupun memilih mengabdi dan kembali ke tengah masyarakat.

Adik-adik santri yang pembelajar….

Saya tidak mempunyai hal yang istimewa. Saya adalah duplikat kalian semua, sama seperti di saat kalian membaca pesan ini. Menjadi santri, belajar di sekolah, mengaji kitab kuning, berziarah, menghapal beberapa pelajaran, membaca buku-buku, menulis, berkompetisi ikut perlombaan, berolahraga, bernapak tilas…. Semua ini adalah lelaku standar yang rata-rata kalian lakukan. Tidak ada yang spesial, sekali lagi. Tetapi, sebagai santri, doa-doa dari para kiai dan guru kita adalah keajaiban yang melampaui semua logika, menjadi keberkahan yang tidak terumuskan. Dan kita mengharap itu selalu.

Untuk itu, adik-adik santri yang pembelajar….

Cintai dan hormati para kiai dan guru-guru kita. Doakan dan jika memungkinkan sungkem kepada mereka satu per satu dan meminta doa restu, lepas selubung kesombongan dan tandaskan hati nurani kalian apa adanya. Karena selain doa dari orang tua, doa restu dan keihklasan para kiai dan guru-guru kitalah yang menyertai sepanjang perjalanan ini.

Terakhir, asah dan miliki life skill dengan sebaik-baiknya. Karena di tengah belantara masa depan itu, life skill inilah yang senantiasa menopang bahkan menjadi tulang punggung.

Demikian. Salam takzim dar saya, alumni MA I Annuqayah tahun 2004. Jika sedang berada di Jogja, silakan mampir dan kita bersilaturahim.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarkatuh

 Yogyakarta, Mei 2022

Bernando J. Sujibto