Ziarah ke Museum of Innocence

Kemal menemukan kebahagian mencintai seorang Füsun dengan segenap warna dan misteri.

Saat itu ibuku menangis

Buat kakakku Hermanto Junaidi yang sedang damai bersemayam di bawah pohon ketapang, tempat aku selalu menjengukmu, saat pulang, atau saat pergi sekalipun.

Indeks Perdamaian Kota Itu Perlu

By measuring the state of peace, we can further our understanding of the social, political and economic factors that help develop more peaceful environments

Tentang Ingatan dan Ideologi

The struggle of man against power is the struggle of memory against forgetting” — Milan Kundera (The Book of Laughter and Forgetting).

A Journey: from Border to Border

Midyat is one of a must visited historical places in Mardin beside Old Mardin. Overall this city is cited as paths of the early civilizations named Mesopotamia or far before it—if we talked about Christianity and Jews history as well for its strategic location with rocky hill and plain near the Tigris River.

Monday, October 14, 2024

Kecelakaan Bersama Ef dan Mosada

Saya terbilang tidak pernah kecelakaan lalu linta, selain hari ini, tepatnya pada 14 Oktober 2024, sekitar pukul 10:20 WIB. Saya tidak punya dokumen apa-apa, selain ingata. Semestinya saya foto dulu, tapi itu tidak sempat saya lakukan karena kondisinya yang sulit.

Pagi itu, seperti biasa saya menemani dua anakku bangun, mandi, sarapan dan siap-siap bersekolah. Saya memang membiarkan mereka bangun sesuai waktu biologisnya. Anak-anak kadang bangun pukul 7 atau bahkan pernah sampai pukul 8. Bagi saya mereka masih butuh menikmati jam tidur, memaksimalkan mereka bermain juga. Urusan belajar, dalam hal ini terkait sekolah, bagi saya adalah sekunder. Tetapi belajar tentang hidup adalah yang utama.

Pendidikan yang saya tekankan adalah pendidikan kehidupan; bagaimana mereka mengenal, mempelajari, berpikir dan menerima kehidupan sebagai hal-hal yang riil di depan mereka.

Setelah mandi pagi dan sarapan, saya bersiap-siap membawa Ef dan Mosada dengan motor, kendaraan andalan yang sering saya pakai karena lebih cepat, luwes dan tidak bingung soal parki jika butuh ke mana-mana untuk urusan kerja.

Berangkat dari rumah, seperti biasa, kami bercerita tentang apa saja. Tak jarang juga masih mampir di tengah jalan—entah lihat sapi, orang kerja di sawah, atau peristiwa apapun dalam kehidupan ini.

Ini bisa dibilang kecelakaan pertama saya dengan motor. Saya biasa melewati ringroad di dekat kampus UAD dan putar balik di situ. Pagi itu, mungkin bisa jadi alasan, saya masih mengantuk sebenarnya. Maklum, saya baru bisa tidur jam 2-an karena harus memastikan si bungsu Mosada tidur. Jika dia belum tidur, saya tidak memejamkan mata. Dan pagi sebelum jam 6 saya sudah harus bangun. Kadang lanjut tidur sampai jam 7 menemani mereka juga. Tapi pagi itu tidak. Karena saya masih WA-an dengan istri ada beberapa hal yang harus dibereskan.

Ya, akhir-akhir ini saya memang banyak pikiran. Maklum akhir tahun, ada beberapa projek dan kerjaan harus beres. Selain itu, istri juga sedang merancang beberapa rencana yang juga menguras pikiran.

Saya tidak melamun, tentu saja. Tapi mungkin jangkauan mata agak terbatas. Tepat ketika putar balik, saya melewati tumpahan kalau bukan oli ya solar di atas aspal. Karena reflek, ada ketidakseimbangan antara rem depan dan tubuh kami.

Akhirnya kami jatuh, dalam kondisi pelan tentu saja. Yang saya rangkul pertama adalah si bungsu Mosada, memastikan anak 3 tahun itu tidak apa-apa. Alhamdulilah tidak apa-apa. Hanya Ef sedikit lecet di lututnya. Saya sendiri mengalami urat terkilir di pergelangan tangan. Nyeri. Selebihnya aman.

Satu hal sebagai lesson-learned adalah tentang teriakan Mosada ketika mau dibantu diangkat oleh mbak-mbak yang menghampiri kami. Dia ketakutan—antara terkejut dan takut dengan orang asing. Saya pastikan mereka berdua menepi.

Setelah motor berdiri dan saya mengembalikan mereka ke posisi, saya bilang ke mereka, “ini namanya kecelakaan, Nak. Kalian sudah merasakannya. Tapi syukur tidak parah dan berbahaya. Maafkan Babah, ya,” sembari saya memeluk mereka.

Tulisan ini agar kelak menjadi pengingat bagi mereka tentang kehidupan kita begini.