Masih ingat dengan semboyan "small is beautiful" kan? Pasti dong. Tinggal klik aja di Google kata kunci itu. Di situ akan tertera nama E. F. Schumache, ekonom Inggris asal Jerman. Di era "tab" ini semuanya bisa berada dalam gengaman--cepat melampaui kilat.
Nah, saya nggak ingin membahas semboyan itu. Saya justru ingin mengatakan bahwa "small is dangerous"! Kenapa tidak? Ceritanya begini: hal-hal besar itu berasal dari hal-hal kecil. Sebelum menjadi "universe", semesta ini hanyalah gumpalan-gumpalan atom; sebelum menjadi manusia, tubuh ini cumalah belesatan sperma dan ovum; dan sebelum menjadi banjir, hanyalah sumbutan-sumbatan kecil pada aliran air, sanitasi, gorong-gorong, lalu sungai yang tersumbat oleh barang-barang kecil (yang kita anggap tak bermasalah) seperti selembar sampah plastik, puntung rokok, dan pembalut yang kemudian menumpuk dan menggunung.
Then, the small things become the biggest one!
Ceritanya saya masih nge-kost. Sejak awal ada beberapa pertemuan dan kesepakatan untuk tidak membuang puntung rokok, bungkus saset sampo, bungkus sabun, dll dalam kamar mandi. Hampir setiap 3-4 bulan kost saya mengadakan obrolan bersama dan membahas hal-hal penting, dan bahkan tak jarang gotong royong bersih-bersih bareng. Itu keren pastinya.
Tapi soal yang satu ini: puntung rokok dan sejenisnya di kamar mandi tak pernah beres! Setiap hari pasti ada. Oh shit! Manusia macam apatah kita ini?
Saya jadi ingat komentar teman di luar sana: "boleh saja kalian mau berak, pipis, mabok, narkoba, ngesex dan bahkan bunuh diri pun asal di kamar, di ruang pribadi dimana tidak mengganggu orang lain. SILAHKAN! Budaya kita sebaliknya: di kamar sendiri di-pel se-mengkilat mungkin dengan aroma parfum kelas dunia, dipoles dengan sedemikian indah sebagai "rumah surgaku", dan dirawat dengan ekstra supercantik, sementara di luar pintu, di halaman, di jalan raya, kita kerap lalai tentang kewajiban sebagai makhluk sosial. Oh.
*Catatan menjelang senja, sehabis boker!
Sunday, December 02, 2012
Memang "Cuma" Puntung Rokok
Related Posts:
Yang Tersesat dalam KerontangIni benar-benar menjadi pagi yang kering dalam hatiku. Perjalanan jauh yang kuikuti selama ini seperti menuju ke kegersangan yang lain, kegersangan hari yang lumpuh. Hatiku yang semakin kerontang, di manakah seteguk air atau … Read More
Letter of Reference ~ CRB Personal Reference – Bernando J. Sujibto To Whom It May Concern, I was fortunate to meet with Bernando J.Sujibto in 2011 when he came to Australia for the Indonesian Muslim Exchange Program run through Melbourne Unive… Read More
Apa Kabar Anjing Anda?Apa yang Anda pikirkan jika mendengar kata Anjing? Ini hewan yang cerdas, oke; ini hewan yang cekatan, oke; ini hewan yang najis bagi sebagian agama, oke; ini hewan yang bisa menyebarkan rabies (penyakit anjing gila), oke; da… Read More
Surat untuk Bapak Dahlan IskanYang terhormat Bapak Dahlan Iskan Mungkin surat ini lambat saya tulis kepada Bapak. Tapi daripada tidak sama sekali, saya lebih baik menuliskannya, mengiringi kesibukan dan aktivitas Bapak yang tak kenal lelah dan gigih d… Read More
Meragu dan Angka 01. 20 di HP BututkuIni tengah malam, dan sebuah angka di HP bututku telah menunjukkan angka satu--pertanda ini bukan malam lagi, tapi pagi sudah di depan mata. Ya, dingin udara sudah terasa lain di kulitku. Begitu hari terus berputar dan aku se… Read More
0 comments:
Post a Comment