Monday, March 11, 2013

On Disunity

I've been so long time--grinding down so much stuff, digging into books, interacting with people around, even folding in a solitude--to articulate what actually I do with my life. Nothing comes as one way. It's much polarized. It's all about ambiguity of faces of time: appearance without an existence. It comes to give a meaning comprehensively through its values but so many people just take apart, lessen them, and throw them away--from what it's gifted for/as human dignity.

..and I'm just scrolling around with no name.



Hari Sepi, 2013

Related Posts:

  • Dua SMS dari DosenSekitar tanggal 22 Agustus 2013, selepas urusan visa untuk studi di Turki selesai, di suatu sore yang sembab—karena udara dan hawa kota Jakarta—saya duduk di serambi masjid sehabis shalat ashar untuk menunggu keberangkatan ke… Read More
  • Kacamata, Keberuntungan dan Teman-teman "Who knows what will happen then? It's a life mystery either lucky or not we should step forward. Mean anything to pursue values, happiness!” A few times after having double blast of unluckiness I tweeted above to … Read More
  • Gus Zainal… a piece of love from far away Dan cinta adalah nyawa  engkau boleh mengatasnamakan apa saja tetapi yang tumbuh di dada ini adalah pohon cahayanya tebanglah jika engkau sanggup menanggung perihnya (Zainal Arifin Thaha, Cinta Adalah Nyawa, 1996… Read More
  • Ihwal Karya-Karya Sastra yang Meresap dalam Tubuhku Sekitar medio 2009, saya berjumpa Mas Paox Iben, seorang novelis, guru teater yang sekaligus teman baik yang sengit bila diajak diskusi. Obrolan mengalir begitu saja ihwal sastra. Saya pun menyebutkan beberapa sastrawa… Read More
  • Obrolan Syiah Berakhir “Unfriend” 17 April 2015 kemarin saya mengomentari sebuah status Facebook seorang teman yang saya anggap sebagai guru. Guru, karena dia sudah menyampaikan beberapa potongan ilmu kepada saya tentang isu environment dan jenis-jenis mak… Read More

0 comments: