Wednesday, January 16, 2013

Ideologi Api

yang terbakar adalah mata mereka yang sembunyi-sembunyi menatapku

kedipannya seperti gelombang astrofisika yang terdiam di luar suhu
mereka berlarian membakar tubunya di tubuhku yang kubakar sendiri
kujerang mereka jadi letupan-letupan asap yang menguap dari tubuhku
merembes lalu luruh pada gelas lusuh bekas mereka mengasuh peluh

suatu waktu nanti, mereka menguap kembali, lalu terantuk basah!

Related Posts:

  • Karena Cinta itu Tak Mudah Normal 0 false false false EN-US X-NONE AR-SA MicrosoftInternetExplorer4 --to my beloved … Read More
  • Rumbalara Rumbalara (Rumbalara, rumah dan situs peninggalan bangsa Aborigin di Shepparton, Victoria, Australia) Rumbalara rumah masalalu dinding tumpukan sampah demi nama tanah bukan musim dingin ataupun musim panas telah menggusurmu… Read More
  • Metamorfosa Puasa#HariPertama membiarkan balkon ditingkap angin desirnya tersimpan pada jendela terbuka dan langit melengkung jadi curah hujan dari sisik halimun di sini hanya tanah pasrah pada basah!… Read More
  • Seranai Waktu —byan ini tentang memulai sebuah perjalanan jalan yang menikum dari masing-masing kita arah serupa sebuah kastil di sebuah bukit curam atau mungkin lautan yang menunggu kapan saja kita pulang kita memang tidak pern… Read More
  • Menemani Keberangkatanmu (untuk almarhum k.h.a. hamidi hasan) /i/ tibatiba aku ingin sekali datang ke stasiun tanpa karcis di tangan. tidak hendak kemana selain menunggu kereta demi kereta melintas dan menemukanmu mendaras rel yang sama o, ini pagi… Read More

0 comments: