Sunday, April 29, 2012

Meragu dan Angka 01. 20 di HP Bututku

Ini tengah malam, dan sebuah angka di HP bututku telah menunjukkan angka satu--pertanda ini bukan malam lagi, tapi pagi sudah di depan mata. Ya, dingin udara sudah terasa lain di kulitku. Begitu hari terus berputar dan aku semoga tidak hanya berpura-pura mengikuti perputaran roda waktu. Perputaran waktu yang bringas, menggilas dan keras.

Aku kini berada dalam kesunyian yang sempurna. Aku suka suasana seperti ini, sebuah fase waktu yang telah mebuatku "menjadi ada", merenungi kehadiran dan merefleksikan kejadian-kejadian sehari. Tak ada waktu yang paling special selain di angka 00 atau 01 di sebuah jarum jam. Saat ini pula, kejujuran pikiran kepada hati akan selalu datang dan minta direnungkan.

Sekarang aku tengah mempersiapkan sebuah slide Power Point untuk presentasi Service Project yang diadakan oleh US Department State untuk Alumni Amerika di Indonesia. Aku submit proposal seadanya dengan menceritakan kegiatanku bersama salah satu komunitas Peace Generation, suatu komunitas anak muda yang belajar tentang dan mencintai perdamaian yang telah menemani perjalananku di Yogyakarta. Komunitas ini pula yang memberikanku pengalaman dengan sisi lain yang kaya. Sampai-sampai skripsiku juga tentang komunitas ini, dan dengan hati yang teguh aku memperjuangkan kajian tentang peace studies dan peacebuilding.

Karena capai, isterahat dulu dan buka blog. Tersedialah ruang kosong yang harus aku isi: ya berupa luapan kata-kata hati yang tercerabut begitu saja.

Ingatanku tiba-tiba menyeruak ke mana-mana. Aku membuka file-file lama dan beberapa kegiatan yang sempat aku ikuti bersama komunitas. Aku jadi ingat bahwa satu bulan kemarin, pertengahan Maret, dengan topik sama yaitu tentang perdamaian dan peacebuilding, aku diundang ke Mesir untuk ikut Boot Camp yang diundang MasterPeace, sebuah organisasi yang sangat masif di kalangan pemuda di atas planet bumi ini. Maklum yang mendirikan lembaga ini seorang social entrepreneur hebat bernama Ilco van der Linde, penggagas Dance4Life juga, lho!

Yang membayangiku saat ini adalah tentang kesungguhan dan keseriusan mengambil sikap. Benar, keraguan itu adalah teman setan dan hanya orang peragu yang tidak akan mendapatkan apa-apa. Aku mengatakan ini karena aku adalah korbannya. Undangan ke Mesir sudah di tangan, tiket pesawat sudah di tangan, surat izin sudah di tangan dan saya print out semua. Namun, karena keraguan yang menghantuiku--waktu itu hanya karena keterbatasan uang untuk mengurus visa sehingga terus mengundur untuk apply visa--beneran dah, aku tidak bisa berangkat karena meski aku sudah mengurus visa, Keduataan Mesir tidak menerbitkan visa satu minggu sebelum hari H.

Nah, saat ini, yang aku lakukan adalah hal yang sama: tentang persiapan dan keseriusan mempersiapkan presentasi di depan para juri nanti. Tiket ke Jakarta sudah dibookingin, penginapan sudah disiapin bersama sekitar 30 peserta yang lolos proposalnya. Ini  kesempatan untuk membuktikan bahwa keraguan adalah penyakit! Semoga aku bisa istiqomah untuk tidak menjadi peragu ya Allah..... Amien....

Tuhan, aku tidak berharap pada hadiah komputer tablet dan sejumlah uang yang mereka tawarkan. Tapi bahwa kecintaanku kepada kegiatan sosial semacam ini semoga mempunyai makna dan dapat bermanfaat kepada orang lain.

Oh, mataku sudah panas.... Ini pertanda bahwa aku perlu isterahat sejenak.

selamat malam waktu
apa yang tak bisa kukatakan
adalah kepadamu aku kembali
menemukan remukku!

0 comments: