Tulisan ini digunting dari Rakyat Merdeka Online
From Rakyat Merdeka |
RMOL. Malaysia lagi-lagi mengklaim budaya Indonesia sebagai budaya mereka. Kali ini, mereka berencana memasukkan tari Tortor dan Paluan Gordang Sembilan sebagai warisan budaya negara mereka. Kontan, klaim ini kembali membuat masyarakat Indonesia geram.
Sebelumnya, Malaysia pernah mengklaim lagu Rasa Sayange dan Reog Ponorogo dan sebagainya.
“Saya sebenarnya kurang mengetahui apa motif Malaysia melakukan itu kepada Indonesia. Namun, jika dilihat dari kasus-kasus pengklaiman budaya sebelumnya, Malaysia nampaknya sengaja melakukannya untuk memanaskan suasana hubungan kedua negara,” ujar budayawan Bernando J. Sujibto saat dihubungi Rakyat Merdeka kemarin.
Namun, Bernando tak menyalahkan sepenuhnya Malaysia atas pengakuan kebudayaan Indonesia. Menurutnya, ini sebagai peringatan kepada bangsa Indonesia agar melestarikan kebudayaannya sendiri.
Sementara tokoh masyarakat Mandailing Natal, Amru Daulay menertawakan Menteri Penerangan Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia Rais Yatim.
“Saya tidak akan marah, tapi malah akan menertawakan Malaysia kalau hal itu benar-benar mereka lakukan. Rasanya aneh dan lucu aja Malaysia mengklaim budaya kita. Jelas-jelas kita punya sejarah kalau Tortor dan Paluan Gordang Sembilan milik Mandailing dan Natal,” kata bekas Bupati Madina ini seperti dilansir dari Tribun.
Ketika dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Dato Syed Munshe Afdzaruddin membantah negaranya mengklaim kedua kesenian tersebut sebagai milik Malaysia. “Malaysia hanya ikut mendukung kegiatan budaya masyarakat Mandailing di Malaysia,” tekan Afdzaruddin.
“Malaysia terdiri atas berbagai suku bangsa, salah satunya orang Mandailing. Mereka keturunan asli Mandailing dari Sumatera Utara. Mereka sering menggelar berbagai kegiatan terkait budayanya,” terang Afdzaruddin.
Afdzaruddin mengaku bakal bertemu dengan ketua KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Pematang Siantar, Parlaungan Purba, hari ini di Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, untuk membahas masalah tersebut.
“Besok (hari ini), saya akan bertemu dengan Bapak Parliungan di kantor saya. Kita akan membahas permasalahan ini secara mendetail agar tak terjadi kesalahpahaman. Namun yang pasti, Malaysia bukan mengklaim kedua tarian tersebut sebagai kebudayaan milik mereka,” tandas dubes yang ramah itu.
Sebelumnya, Rais Yatim akan mendaftarkan tari Tortor dan Paluan Gordang Sembilan, budaya asli masyarakat Sumatera Utara, dalam Seksyen 67 Akta Warisan Kebangsaan 2005.
Menurut Rais, mempromosikan seni dan kebudayaan masyarakat Mandailing itu sangat penting karena bakal menunjukkan asal kedua kebudayaan tersebut.
“Tarian ini akan diresmikan sebagai satu cabang warisan negara,” katanya seusai meresmikan Perhimpunan Anak-anak Mandailing, di Malaysia, Kamis (14/6).
“Tetapi dengan syarat, pertunjukan berkala mesti digelar di hadapan khalayak ramai,” tukas Rais. [Harian Rakyat Merdeka]
0 comments:
Post a Comment