Sunday, December 15, 2013

Fenomena Pengemis

Suatu hari di akhir bulan Oktober 2013, saya berkunjung ke salah satu situs klasik di Konya, Turkey: Sille, tempat perlintasan orang-orang Romawi ataupun Konstantinopel menuju Jerusalem untuk ibadah. Di tempat ini nyaris segala hal tampak sebagai kemurnian sebuah desa--belum dijamah urbanisasi.

Menuju pulang dengan bus kota, ada tiga ibu-ibu sekitar berkepala enam ikut dalam bus. Saya tidak terlalu memasang mata selain hanya mengamati sekedarnya. Ada seorang ibu yang saya lihat berbeda secara penampakannya: pakaian kusut dan badan yang tampak kurang terawat. Saya yang berada sekitar empat kursi di belakangnya hanya sekali dua kali memerhatikan ibu tadi.

Setelah sekitar 40 menit perjalanan, saya turun di Merkez, pusat kota Konya. Bus nomor 64 itu melayap entah ke rute mana lagi. Saya turun di Merkez untuk sebentar mampir ke rumah teman.

Sore hari sekitar pukul 4, saya pulang menuju asrama di Selcuklu, ke arah utara dari pusat kota. Asrama saya termasuk jauh dari pusat kota; harus ditempuh sekitar 45 menit dengan tram.

Di dekat sebuah shelter (durak) tram dekat Otogar (terminal bus), saya terperanjat melihat dua ibu sedang berada di pinggir jalan raya: mengemis. Saya mengerlingkan  mata dengan penuh gairah. Karena saya ingat bahwa ibu-ibu itu adalah mereka yang saya satu bus dengan saya dalam perjalanan dari Sille.

Saya pastikan kebenaran sosok itu dengan menanyakan teman. "Betul mereka adalah ibu-ibu yang naik dari Sille," ujar Asrul.

Terdiam. Ini kali pertama saya melihat ada pengemis di jalan raya. Saya semakin tersadar bahwa pengemis adalah fenomena sosial yang menjadi bagian dari dinamika sosial masyarakat itu sendiri.

Saya berniat, di suatu waktu nanti, ketika saya sudah bisa mengobrol dan mengeti bahasa Turki dengan baik, akan "mencari" ibu tadi--untuk sekedar mengobrol dan bercerita.....

0 comments: