Wednesday, July 30, 2014
Aku Tidak Mengerti
---Duhai Mantan Jenderal
Di tengah
kesenyapan merayakan hari raya idul fitri di Turki
Aku terngiang
kembali ihwal pemilihan presiden di suatu negeri
Yang konon
penuh etika dan nilai-nilai ketimuran: Indonesia
Sebenarnya,
setelah 21 Juli 2014, pengumuman resmi pemilu
Aku sudah
tidak ikut banyak berita tentangnya. Nyaris yakin
Bahwa rilis
KPU apa adanya. Bisa dipertanggungjawabkan
Namun sayang,
mereka yang kalah mengasah...
Thursday, July 10, 2014
Neraka di Kepala Akutagawa

Judul: Lukisan
Neraka
Penulis: Ryunosuke Akutagawa
Penerbit:
Kansha Publishing, 2013
Tebal:
200 halaman
Ryunosuke Akutagawa (1892-1927) adalah sosok yang kompleks, baik sebagai pribadi, gagasan, ataupun imajinasi-imajinasi liar yang tak-terhindarkan
membubuhi karya-karyanya. Kompleksitas-diri tersebut, pengalaman hidupnya sendiri yang...
"Asrul Yani"
(sebuah
kenangan perjumpaan)
Ini
malam terakhir untuk Asrul, seorang teman penerima beasiswa dari Pemerintah
Turki namun memilih melepasnya setelah 6 bulan tinggal dan belajar bahasa (kelas
persiapan) di Turki, teman satu angkatan dan sekaligus satu cohort dari Indonesia, teman tinggal
satu kamar, teman diskusi yang hangat dan tak jarang sengit (bersama Mas Agung Chengho),
teman...
Tuesday, July 01, 2014
Harga Waktu Malam Hari
Bulan puasa kali saya jalani di negeri orang, Turki, negeri yang mewarisi nama besar Ottoman dengan sebuah peradaban cemerlang dalam rentang abad 13 hingga awal akhir abad 19--sebuah imparator raksasa yang menjelang keruntuhannya diejek sebagai setumpuk "orang sakit dari Eropa". Iya saya menumpang hidup di situ, di negerinya Orhan Pamuk!
Ada satu hal yang cukup saya rasai di tengah kesendirian menikmati semburat cahaya sisa sore yang lamban, yaitu...
Kenangan Tentang Kota
(Suatu waktu di musim panas, sekitar awal bulan Juni 2013, sebelum saya mendapatkan kabar tentang diterima-tidaknya aplikasi beasiswa ke Turki, saya iseng menerjemahkan esai berikut dari versi bahasa Inggris yang ditulis oleh Orhan Pamuk (versi asli Bahasa Turki). Setelah tiba di Turki, merasai kultur dan mereguk sedikit pengalaman di tahun pertama, saya menemukan spirit esai Pamuk ini sebagai komplemen bagi dirinya yang berdiri tegak sebagai penulis...