(sebuah
kenangan perjumpaan)
Saya
tidak punya banyak hal yang bisa dilakukan saat ini selain menuliskan potongan-potongan
kenangan bersamanya, calon mahasiswa Ph.D hukum yang menangguhkan diri!
Saya
belajar banyak hal dari semua pengalaman (baik orang ataupun fenomena alamiah lainnya) dimana saya pernah bersinggungan, belajar dari keseluruhan pengalaman
(baik-buruk) sebagai guru yang tak terbayarkan. Dari Asrul—sosok yang
kemudian kami (saya dan Mas Agung) panggil dengan nama “Asrul Yani”, karena
sosok tegas dan badannya yang tegap seperti seorang jenderal, saya belajar
tentang kesediaan “mendengarkan” dan hasrat-seluruh untuk belajar dan mencoba
hal-hal baru.
Sebagai
mahasiswa master hukum, saya belajar banyak tentang hukum kepadanya. Ia sangat
bersedia untuk berbagi; sempat bersama-sama “membereskan” konstitusi PPI Konya melalui
sebuah amandemen dalam tim kecil bernama “Alaaddin Tepesi”, sebuah warisan
keterlibatan Asrul yang akan saya (atau mungkin kami) kenang. Bersama banyak teman yang
hangat dan akrab (tanpa egois memikirkan keuntungan personal) kami di Konya,
sebuah provinsi paling konservatif-religius di Turki, melalui hari-hari di
bulan-bulan awal kami dengan bersahaja. Saya tidak pernah membayangkan bila
Asrul akan kembali ke Indonesia dan memutuskan untuk berhenti dari proses
pendidikan di Turki.
Namun,
begitulah roda kehidupan, berputar pada ceruk misteri dan penuh suspensi.
(Konya YTB batch year 2014) |
Hidup
memang soal pilihan dan pilihan hidup bisa saja berubah di tengah perjalanan
hidup itu sendiri. Itulah dinamika kehidupan, suatu lakon yang harus dilalui, harus
diterima sebagai hadiah dari Yang Maha Misteri. Tapi yang pasti, pilihan yang
bertanggung jawab bukan milik semua orang. Hanya mereka yang mempunyai kedasaran-diri
atas pilihannyalah yang akan mengambil keputusan dari pilihan hidupnya sendiri,
secara matang dan penuh keyakinan, penuh tanggung jawab. Dan Asrul adalah salah
satu, dari tidak banyak orang, pengambil keputusan dengan keyakinan dan tentu, tanggung jawab!
Asrul,
tulisan sejenis ini—dalam blog ini—biasa saya tagari “Caring is Friend”, sebuah narasi tidak penting bagi orang lain tapi
saya menuliskannya sebagai catatan dan ingatan untuk diri saya sendiri.
Selamat
berkarya dan mengabdi, teman! Kapan pun semoga kamu akan selalu menjadi Asrul
yang saya kenal.
Selamat
malam.
(Konya,
Saturday, March 22, 2014, 1:28:07 AM)
0 comments:
Post a Comment