--KHA. Hamidi Hasan
ini waktu tidak sebentar, guru
tujuh tahun lamanya, atau lebih
engkau mengenalkan belantara luas
pada lembar-lembar kitab suci yang kudaras
huruf demi huruf adalah ayat atau isyarat
sebuah savana yang selalu minta dikenali
atau lautan yang mendendangkan gelora
aku tak bisa merenanginya, lautan hitam
dan savana tanpa arah itu sendiri, guru
sebuah telunjuk dan garis-garis teduh
dari roman wajahmu yang sumarah
aku, atau kami, diciptakan pelan-pelan
dipilin dari pecahan-pecahan bayangan
menjadi kelelawar ataupun burung elang
mengelana jauh di malam pekat
mengakrabi badai di siang sekarat
setelah halaman demi halaman kau buka
layar demi layar kau kembangkangkan
aku menjadi siang dan malam
untuk semua musim
seperti birama kasidah
dari ruang belakang rumahmu
setangkai daun mangga enggan luruh
kicauan burung-burung di pagi cerah
dan suara riang santri putri di balik gubuk
di situ, engkau tekun membukakan ruang
dan aku datang sebagai anak waktu
yang telah kau lahirkan!
Jogja, Akhir
Mei 2012
4 comments:
ketahuan suka ngintip santri putri hahaha
hah? enak aja. kalo pas lagi lewat ya dilihat to... anyway, rumahnya almarhum tuh dekat bersebelahan dengan santri putri, jadi kalo aku lagi mau ngaji Qur'an atau cuma sekedar sharing ada program, saya pasti dengar suara santri putri dari rumah beliau....
*mencoba memikirkan filosofinya
Rikza... hehe pikirnya jangan lama-lama ya.. Makasih kawan sudah coba membaca puisi di atas..
Salam
Bje
Post a Comment