DALAM minggu ini kita menyaksikan berita dari banyak media massa tentang penolakan beberapa organisasi masyarakat dan warga suku Dayak terhadap petinggi Front Pembela Islam (FPI) yang berencana membentuk cabang di Palangka Raya, Kalimantan Tangah, Sabtu (11/2/2012). Sebagai implikasi, akhirnya suara anti-FPI kembali menyeruak di tengah-tengah masyarakat yang sudah jengah dengan berbagai tindak kekerasan yang dilakukan FPI sejauh ini. Gerakan Indonesia tanpa FPI pun mengalir deras di dunia jejaring sosial Twitter yang melakukan aksi di Jakarta, Selasa, 14 Februari lalu.