Ziarah ke Museum of Innocence

Kemal menemukan kebahagian mencintai seorang Füsun dengan segenap warna dan misteri.

Saat itu ibuku menangis

Buat kakakku Hermanto Junaidi yang sedang damai bersemayam di bawah pohon ketapang, tempat aku selalu menjengukmu, saat pulang, atau saat pergi sekalipun.

Indeks Perdamaian Kota Itu Perlu

By measuring the state of peace, we can further our understanding of the social, political and economic factors that help develop more peaceful environments

Tentang Ingatan dan Ideologi

The struggle of man against power is the struggle of memory against forgetting” — Milan Kundera (The Book of Laughter and Forgetting).

A Journey: from Border to Border

Midyat is one of a must visited historical places in Mardin beside Old Mardin. Overall this city is cited as paths of the early civilizations named Mesopotamia or far before it—if we talked about Christianity and Jews history as well for its strategic location with rocky hill and plain near the Tigris River.

Wednesday, July 04, 2007

Eksotime Cinta Istana Bunga Sakura

Kehidupan mewah di balik gelimang harta yang melimbah dalam Istana tidak selamanya mujur bagi sang putri bangsawan di jaman kekaisaran Jepang klasik. Pada masa itu sangat tampak diskriminasi antara laki-laki dan perempuan, khususnya putri bangsawan. Kehidupan putri bangsawan hanya di sekitar istana. Kehidupan mereka dipenuhi kegiatan artistik yang menjemukan: menulis puisi, bermain musik dengan instrument sejenis zither yang disebut koto, semacam kecapi berkotak bunyi dangkal dengan 30 sampai 40 senar yang diletakkan di depan pemainya, serta memakai kimono yang berlapis-lapis dengan warna yang sempurna.

Semua kegiatan itu sejatinya dimaksudkan untuk menarik perhatian dari para pemuda yang mempunyai kedudukan sederajat dengan para putri itu. Pada zaman Heian Kyo, sekitar tahun 1100, semua kehidupan Jepang diwarnai dengan konflik rasial yang tinggi. Perbedaan antara klan bangsawan dengan klan biasa sangat jau berbeda dalam realitas sosialnya. Kaum bangsawan Heian Kyo menganggap diri mereka orang baik dibanding klan lainnya yang hidup pada masa itu.