Ziarah ke Museum of Innocence

Kemal menemukan kebahagian mencintai seorang Füsun dengan segenap warna dan misteri.

Saat itu ibuku menangis

Buat kakakku Hermanto Junaidi yang sedang damai bersemayam di bawah pohon ketapang, tempat aku selalu menjengukmu, saat pulang, atau saat pergi sekalipun.

Indeks Perdamaian Kota Itu Perlu

By measuring the state of peace, we can further our understanding of the social, political and economic factors that help develop more peaceful environments

Tentang Ingatan dan Ideologi

The struggle of man against power is the struggle of memory against forgetting” — Milan Kundera (The Book of Laughter and Forgetting).

A Journey: from Border to Border

Midyat is one of a must visited historical places in Mardin beside Old Mardin. Overall this city is cited as paths of the early civilizations named Mesopotamia or far before it—if we talked about Christianity and Jews history as well for its strategic location with rocky hill and plain near the Tigris River.

Sunday, December 27, 2015

2015: Tiga Ihwal Simbol (atawa Peristiwa) Keagamaan

Satu, ketika menghantar beberapa kawan dari Indonesia yang sedang liburan di Turki terjadi perdebatan dan komplain di lobi motel. Karena ada kekeliruan malam itu rombongan kami tidak mendapatkan kamar. Ketika nada suara di antara kami mulai menghentak tinggi, si penerima tamu motel, "kamu berjilbab dan saya menghormatinya. Tidak perlu dengan suara tinggi seperti itu," berujar dengan sedikit menundukkan kepada dan meletakkan tangan kanannya di dadanya (tanda hormat dalam kultur Turki).
Dua, seorang temannya temanku masuk kamar. Dengan beragam kalimat sumpah serapah (swear words)--dalam keseharian pemuda Turki, Anda akan sangat-sangat mudah menemukan kata-kata kasar menyertai obrolan mereka--ia menunggu temanku yang tengah bersiap-siap. Ketika hendak keluar kamar dan melihat Al-Qur'an yang saya taru di atas lemari, sontak dia berujar "astaghfirullah, taubat ya."

Tiga, larut malam di rumah teman. Kami sedang tidak mengantuk. Dua temanku menyalakan laptop dan membuka salah satu situs live porno. Malam itu satu teman lagi tidak sedang ingin menontonya. Dia minta situs itu ditutup. Karena tidak direpon, dia langsung menyetel lagu religius tepat di sampingnya. Sontak kedua temanku ngomel-ngomel dan menutup jendela situs tadi. Mereka minta lagu itu dimatikan! 

Ini tentu saja hanya kasus-kasus kecil, atau dalam penelitian ilmu sosial disebut sebagai small-case crossword clue. Yang menarik, kejadian ini mengaburkan pikiran saya tentang proyek modernisme dan segenap mitosnya di Turki. Apakah taring rasionalisme yang diusung dari Eropa sudah menancap di kepala bangsanya? Bagi Turki, saya merasa bahwa semua itu adalah sejumput jargon yang tumbuh liar di mana-mana--tanpa akar yang kuat dan pupuk yang cukup--khususnya di halaman para 
borjuis (karena proyek ini dilakoni dan dihembuskan dari ranah elit politik dan kelompok "bangsawan"), tetapi secara partikuler belum (atau sulit) menciptakan akulturasi. Dus, hal-hal partikuler dari interaksi sosial masyarakat tumbuh lepas di luar rencana dan harapan mereka.

Artinya, di lubuk paling dalam hati mereka--yang dibentuk oleh budaya dan tradisi ratusan tahun--ada ruang yang didekasikan untuk melawan, atau setidaknya menjaga struktur kesadaran yang telah terbentuk dari proyek kebaruan-kebaruan yang dirancang mendadak, atau bahkan kasar! Atau, dan itu pasti, ada sesuatu yang lain dan butuh ditelusuri lebih dalam...

Akhirnya, saya berpikir bahwa bentuk-bentuk konservatisme pada setiap orang--apakah sebagai warna kultur atau hanya perilaku personal--adalah justifikasi tentang yang-berjarak-dan-tak-tersentuh dan juga adanya batas-batas dalam setiap diri.

Friday, December 18, 2015

Menunggu Matahari Pulang di Hierapolis

aku sendiri
menunggu matahari pulang di hierapolis
di sebuah kolam mata air teriris bagai kapas
dari atas bukit sebuah kastil menyala cemas

bulan tak sedang indah
pucat di tebing batu-batu kapur

malam ini aku tersesat di jalan pulang
kembali atau pergi adalah bisikan jalang
menyaksikan kaki para peziarah
saling menghapus
timbul dan tenggelam
di jalan-jalan
pandangku rabun

dari dekat, di antara percik air
batu-batu menyala
derap pasukan perang berkuda
menyambut malam yang jatuh
sebagai anak jadah

bulan tak sedang indah
menyusut di sudut altar

di permukaan taman yang putih
aku menyaksikan peri-peri menari
menggandeng tangan para permaisuri
gemerincing air berseri-seri
ini malam sebuah pesta untuk sengketa
prosesi menyambut para pemenang
atau mengenang yang pernah mengisi
linimasa peradaban di labirin berkapur ini

dari atas bukit genderang ditabuh bertalu-talu
pasukan perang, kuda-kuda terbaik disiapkan
ke medan pertempuran, ke tengah sunyi yang raib
para rahib berdoa di biara dan menunggu
bulan yang tak sedang indah
menemui tuhannya

malam makin nyalang
pesta lamat-lamat hilang
aku melangkah
jejak-jejak dari ribuan tahun
tiba-tiba menyala di belakangku
aku akan pergi menuju pesta
atau sengketa yang lain
di jalan-jalan berlumpur, tanpa kastil
di mana sejarah terus saling menampar


Turki, 2015

Tuesday, December 08, 2015

Turki-Rusia dan Para Keledai

Sejak jet tempur Rusia ditembak jatuh oleh Turki pada hari Selasa pagi, 24 November 2015, banyak teman tanya dan sekaligus mencemaskan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Pesawat Su-24 milik AU Rusia yang ditembak oleh 2 pesawat F-16 milik Angkatan Udara Turki di daerah perbatasan Suriah-Turki, tepatnya di Yayladagi, Hatay itu memang bikin ramai di antara rakyat Turki sendiri. Daripada mengikuti perdebatan antara kedua kubu (Turki/NATO dan Rusia), saya justru lebih mencermati ekspresi dan respon teman-teman di Turki sendiri. Karena dengan begitu saya dapat mempelajari bagaimana mereka memaknai nasionalisme, melihat kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan kekhawatiran-kekhawatiran apa selanjutnya.

Namun begitu, banyak sekali kabar dan berita yang saling menghantam, tentu dengan perangkat kepentingan masing-masing. Ada kelompok yang bermanuver untuk mengambil simpati dan keuntungan, ada yang menyerang, ada pula yang mereproduksi video lama yang tidak ada sangkut pautnya dengan membuat caption baru untuk kepentingan masing-masing.

Saya yang sedang studi di Turki mengamati kondisi begini sungguh miris, dan ternyata cara-cara begitu sudah biasa dilakukan oleh sebagian masyarakat kita: bermain dengan hoax. Entah kenapa mereka bisa setega itu membuat berita-berita bohong—saya sungguh jadi bodoh menghadapi orang-orang "penyembah hoax" begini.

Ada dua poin penting yang ingin saya sampaikan dalam catatan ini. Pertama soal video. Saya kok tidak dengar kalau video yang saya dalam gambar ini terjadi baru-baru ini di/tentang Turki. Kalau itu benar-benar terjadi akhir-akhir ini selama saya di Turki, inşallah saya tahu. Video ini dipasang caption macam-macam oleh orang-kita untuk mencari simpati bagi negara Turki. Padahal negara besar seperti Turki ini (tidak besar sih, lebih besar Indonesia) tidak pernah secara spesifik menyebut penting Indonesia, lho. Saya tidak ingin  memprovokasi siapapun di sini, tapi sejujurnya nama Indonesia di sini redup tinimbang nama Malaysia. Indonesia hanya dikenal oleh mereka yang pernah naik haji dan bertemu kebaikan orang-orang Indonesia. Atau karena tragedi Tsunami di Aceh. Selebihnya, rasa persaudaraan sesama Muslim. Sementara secara relasi kedua negara—dalam artian kerjasama yang kuat dan simbiosis mutualistik meski sama-sama bercokol di G-20—harus diakui kita masih belum akrab. Mungkin Indonesia belum menganggap Turki penting atau sebaliknya. Tapi jangan salah, serial Turki sudah memukul kita bertalu-talu, tuh! Entah harus bangga atau sedih. Tapi daripada dipilin budaya Korea aku sih pilih dibuai hurem-hurem dari Turki. Sumplek cantik!

Kembali ke video, saya coba menelusuri kira-kira ini kejadian dimana dan kapan. Karena sekali lagi, kalau itu terjadi di Prancis (seperti banyak di-share ikhwan-akhwat Indonesia di Facebook dengan caption “upaya pembunuhan Menlu Turki di Paris.. Subhanallah...”) akhir-akhir ini khususnya setalah ledakan di sana, tentu orang Turki meradang, dong. Tapi kok diam? Saya curiga ini kerja tangan tak bertanggung jawab! Coba lihat dalam spanduk di video itu tertulis 19 (bulannya tidak kebaca) 2013. Setelah saya telusuri ternyata itu terjadi di Bulgaria, sebuah percobaan pembunuhan kepada ketua partai Movement for Rights and Freedoms bernama Ahmed Doğan (keturunan Turki tapi penduduk Bulgaria).

Kedua soal kasus penembakan jet tempur Rusia dan memanasnya hubungan Turki-Rusia. Sejujurnya, saya sulit menempatkan diri dalam kasus ini. Ini jelas butuh pengetahuan politik regional dan tetek bengek relasi hubungan internasional. Kedua kubu punya klaim masing-masing. Versi Turki dan NATO jelas dengan bukti rekaman peringatan 10 kali bahwa pesawat Rusia masuk ke airspace Turki. Versi Rusia itu tidak begitu. Rusia bersikukuh jetnya melintasi ruang udara Suriah. Kita bisa lihat sendiri betapa angkuhnya Putin dan tempramennya dia untuk menjaga harga dirinya sebagai negara blok Timur yang harus dihormati. Itu satu kasus.

Selanjutnya, dari kasus itu berkembang beberapa tuduhan-tuduhan: Turki membeli minyak dari ISIS dengan harga murah (yang kemudian diklaim bahwa Turki ikut mendudukung dana ISIS). Lalu, Rusia minta Turki untuk transparan membuka jaringan pembelian minyak ke publik (wartawan). Beberapa kali truk bantuan (versi media Turki) dari Turki dibom dari udara oleh Rusia sebagai rentetan “balas dendam.”

Sementara itu, pihak Turki sendiri meliris data (dengan bantuan intelejen US) bahwa minyak ISIS juga dibeli Suriah dan dibisniskan ke Rusia. Ada orang bernama George Hashravi, pengusaha minyak kelas kakap berpasport Suriah dan Rusia. Dia yang bermain minyak untuk kedua negara. Sementara Erdogan sendiri memang pernah berkoar-koar baik di Turki sendiri ataupun di luar negeri bahwa Turki tidak membeli minyak dari ISIS.

Kasus ini, bagi saya, adalah soal gengsi kedua blok: NATO diwakili Turki dan Rusia. Yang main di sini banyak kepentingan. Tentu Amerika dan negara-negara Eropa yang sejatinya tidak suka sama Turki. Kalau tidak hati-hati, Turki akan menjadi moncong senapan yang pelatuknya dipegang oleh mereka-mereka itu. Ini proxy war yang efektif dipakai oleh Amerika dan negara-negara Eropa sendiri. Tujuannya jelas: negara yang berpenduduk Islam tidak boleh menjadi kuat, meski mereka sangat-sangat kaya dengan minyak! Ingat, Rusia dan negara-negara Eropa/Amerika tidak suka dengan Turki. Itu pasti dan sudah dicatat dalam sejarah mereka! Dan, hanya tinggal Turki yang bisa dibilang berdiri sendiri dengan filosofi mereka.

Yang lain adalah keledai-keledai yang ditumpangi oleh hantu-hantu yang mengasuh dan membesarkan kesombongan demi kesombongan hafsu hewani mereka! Iya, mereka adalah keledai. Ya, mereka adalah saudara seiman saya: umat Islam!

Dalam situasi operasi intelejen seperti ini, saya tidak tahu dan lebih memilih diam. Karena kubu NATO dan Rusia bagi saya sama-sama setan yang memakai orang-orang kita (warga Muslim) jadi keledai. Itu saja. Tapi karena di Turki banyak keledai (misalnya Anda yang sempat baca cerita-cerita sufi Nasruddin Hoja) dan warga di sini sudah paham filosofinya sejak ribuan tahun silam, mereka dan pemerintah Turki akan hati-hati biar tidak menjadi keledai dengan penumpang gelap para cecunguk NATO atau negara-negara lain yang secara historis ataupun ideologis benci kepada Turki (dan Islam sekaligus).

Menurutku, bagi kita yang ingin mendukung dan membantu Turki, cara terbaik adalah dengan mendukung ekonomi Turki. Di Indonesia silahkan kita konsumsi bahan-bahan impor dari Turki misalnya. Karena saat ini Turki menghadapi tekanan serius dari Rusia berupa embargo ekonomi dengan tidak membeli lagi produk-produk Turki. Atau bagi yang kaya, silahkan datang ke Turki jadi turis (tapi jangan berniat pergi ikut ISIS) dan belanjakan semua duit kalian di sini. Kalau tidak bisa, sebaiknya kita berdoa saja semoga negara Muslim satu-satunya yang kuat ini dan berani melawan arus Barat tetap dimudahkan jalan oleh Allah. Tidak perlu mencari simpati dan manuver tanpa etika kebajikan.

Nah, bagaimana tentang ekspresi orang Turki yang saya singgung di awal? Saya punya proyek kecil tentang “imajinasi musuh” bagi orang-orang Turki. Saya sudah menemukan kata kunci dan topik ini. Insya Allah saya sambung dalam catatan selanjutnya ihwal topik partikular yang satu ini.