Thursday, May 31, 2012
Persaksian
--KHA. Hamidi Hasan
ini waktu tidak sebentar, guru
tujuh tahun lamanya, atau lebih
engkau mengenalkan belantara luas
pada lembar-lembar kitab suci yang kudaras
huruf demi huruf adalah ayat atau isyarat
sebuah savana yang selalu minta dikenali
atau lautan yang mendendangkan gelora
aku tak bisa merenanginya, lautan hitam
dan savana tanpa arah itu sendiri, guru
sebuah telunjuk dan garis-garis teduh
dari roman wajahmu yang sumarah
aku, atau kami, diciptakan pelan-pelan
dipilin dari pecahan-pecahan bayangan
menjadi kelelawar ataupun burung elang
mengelana jauh di malam pekat
mengakrabi badai di siang sekarat
setelah halaman demi halaman kau buka
layar demi layar kau kembangkangkan
aku menjadi siang dan malam
untuk semua musim
seperti birama kasidah
dari ruang belakang rumahmu
setangkai daun mangga enggan luruh
kicauan burung-burung di pagi cerah
dan suara riang santri putri di balik gubuk
di situ, engkau tekun membukakan ruang
dan aku datang sebagai anak waktu
yang telah kau lahirkan!
Jogja, Akhir
Mei 2012
Tuesday, May 29, 2012
"Mimpi Damai" di Balik Iran-Israel
Versi cetak dari artikel ini ada di Suara Karya.
Di tengah ketegangan antara
Iran dan Israel yang sama-sama ngotot menebar ancaman untuk berperang, ternyata
ada pemandangan sebaliknya yang ditunjukkan oleh rakyat kedua negara yang
sama-sama menginginkan perdamaian. Gerakan yang mereka bangun ditunjukkan lewat
media jejaring sosial Facebook, yang baru-baru ini sangat ramai di media-media
besar seantero dunia. Meskipun gerakan ini masih menjadi suara minor di tengah
dua negara tersebut, khususnya di tingkat pemerintahan, namun suara akar rumput
ini bisa menjadi salah satu jalan untuk menempuh perdamaian sebelum terjadi
perang.
Thursday, May 10, 2012
Reproduksi Kekerasan Komunal
Versi cetak tulisan ini bisa diakses di Suara Karya
Kekerasan komunal dari hari ke hari semakin mencekam
di bumi pertiwi. Kekerasan tipe ini sebenarnya menjadi bagian dari serangkaian
praktik kekerasan yang tak kunjung tertangani secara baik. Papua sekarang
kembali bergolak dengan berbagai macam modus kekerasan di sana. Sementara itu, konflik
dan kekerasan yang terjadi sebelumnya tak penah tertangani secara tuntas,
misalnya konflik Mesuji dan Bima yang menjadi bukti tentang wabah kekerasan
yang sebenarnya belum pulih. Kekerasan kita adalah kekerasan yang terus bereproduksi
dari kekerasan laten yang mendera sedemikian lama negeri ini. Karena negeri ini
secara skeptis pernah disinggung oleh Freek Colombijn dan J. Thomas Lindblad (2002)
sebagai “negara kekerasan” (violent
country).