It's never
too late to start over! Ya, kalimat
ini yang terngiang di kepala waktu saya terpikir untuk star-up media berbasis online yang kelak kami kasi nama Turkish Spirits (TS). Sebenarnya saya
tidak ingin ada huruf ‘s’ pada kata spirit,
tapi karena ditolak Google oleh sebab sudah ada akun serupa, akhirnya dengan
rela hati menerima nama Turkish Spirits
dengan ‘s’.
Nama Turkish
Spirit jelas penuh risiko, dan saya siap menjelaskannya. Misalnya,
orang-orang yang detail tahu Turki dan jenis minuman khususnya, mendengar nama ini
akan langsung mengarah kepada minuman arak tradisional khas Turki sendiri,
yaitu rakı. Tagline rakı
memang Turkish spirit. Coba saja
googling, entri pertama di google yang muncul dijamin rakı.
Tapi, bagi mereka yang jauh lebih detail tahu
Turki—daripada sekedar menikmati hal-ihwal artifisalnya—saya yakin implikasi
nama ini akan memuncratkan makna yang kompleks dan saya rasa semakin
komprehensif. Karena Turkish Spirit
sendiri adalah judul dari sebuah proyek besar novel yang tak selesai, dan naskah
ini terus diperbincangkan hingga detik ini.
Nama Turkish
Spirit saya ambil dari judul novel yang tak selesai tadi—penulisnya
meninggal duluan sebelum merampungkannya. Novel itu ditulis oleh novelis besar
Turki Oğuz Atay dengan judul Türkiye'nin
Ruhu. Nah, berangkat dari ide dan proyek besar yang tak selesai itu, saya
berpikir untuk sekedar memberikan warna—atau lebih tepatnya mengapresiasi judul
itu—ke dalam media penerbitan website
ini.
Di sela-sela lelah mengerjakan tesis, saya kemudian
memulai situs ini yang awalnya dari blogspot,
mengontak teman-teman dekat terlebih dadulu: Hari Pebriantok, Abdul Ghaffar dan
Labib Syauqi (mereka semua pelajar dan juga alumni Turki). Lalu saya menghubungi
Naelil Maghfiroh (Izmir) dan Durrotul Mas’udah (Kocaeli) untuk saya minta
pandangan, masukan dan partisipasi mereka untuk media yang diniatkan untuk media
penerbitan kolektif pelajar-pelajar Indonesia di Turki.
Seiring waktu, karena ternyata TS banyak
diminati dan interaksi/korespondensi cukup padat, saya berpikir serius untuk
membicarakan penerbitan online ini ke depan. Kemudian saya hubungi Roida Hasna Afrilita (Canakkale), Naufal Ubaidillah (Izmir), Kaharuddin
Ali (Konya), Didit Haryadi (Istanbul) dan Azahra Nurhabiba (Zonguldak) dan Hadza Min Fadhli R (Eskisehir).
Kenapa harus star-up TS? Secara umum, saya tergerak untuk mewujudkan TS ini
karena alasan-alasan berikut:
- Setelah mendapati
banyak foto dan berita hoax tentang
Turki baik yang dimuat di media sosial atau di media-media online;
- Sebagai pelajar ilmu sosial, saya berpikir
bahwa kepekaan observasi terhadap fenomena sosial secara umum, rangsangan untuk
mencermati dan kemudian sampai pada proyeksi penelitian adalah jalan tunggal
ilmuwan sosial. Jadi awalnya saya ingin menyediakan wadah bersama berupa
penerbitan online di mana teman-teman pelajar dari jurusan ilmu-ilmu sosial (khususnya
dari S1) bisa menulis asyik dengan topik khas dan unik (hasil observasi
mereka). Apalagi Turki adalah laboratorium yang superkaya, khususnya bagi
pelajar yang mendalami isu konflik dan kekerasan;
- Melihat banyak karya tulis berbasis blog dari
pelajar-pelajar Indonesia di Turki yang bermanfaat dan perlu disatukan yang
nanti diharapkan menjadi pusat dokumentasi dan informasi sekaligus tentang
Turki;
- Sebagai proyeksi media bagi para pelajar yang
akan menerjemahkan karya Turki ke Indonesia atau sebaliknya.
Tagline TS
“Melenturkan yang kaku, menghadirkan Turki
lebih seru.”
Apa Tujuan TS
Karena yang dikenal Indonesia tentang Turki
sejauh ini rata-rata isu seputar ‘politik, agama, kekerasab/konflik dan
baru-baru mulai hadir film/drama’, TS ingin melengkapi dan menghadirkan Turki
lebih lengkap: mengkaver hal-hal yang unik, seru, out of the box dan tentu
bermanfaat. Tentu anti hoax! Jadi,
distorsi tentang Turki harus menjadi perhatian kita. Nah, TS ada di ranah itu.
Secara gamblang, TS ingin:
- Menampung
karya tulis para pelajar Indonesia di Turki;
- Berbagi informasi/berita hal-ihwal Turki
(budaya, studi, ekonomi) dengan menerjemahkan portal berita dari Turki;
- Menerjemahkan karya-karya penulis Turki yang
tak mainstream tapi perlu (misalnya puisi dan cerita-cerita pendek);
- Menyebarkan
semua tulisan hal ihwal Turki yang positif dan kontributif.
Salam,
Bernando J. Sujibto