Ziarah ke Museum of Innocence

Kemal menemukan kebahagian mencintai seorang Füsun dengan segenap warna dan misteri.

Saat itu ibuku menangis

Buat kakakku Hermanto Junaidi yang sedang damai bersemayam di bawah pohon ketapang, tempat aku selalu menjengukmu, saat pulang, atau saat pergi sekalipun.

Indeks Perdamaian Kota Itu Perlu

By measuring the state of peace, we can further our understanding of the social, political and economic factors that help develop more peaceful environments

Tentang Ingatan dan Ideologi

The struggle of man against power is the struggle of memory against forgetting” — Milan Kundera (The Book of Laughter and Forgetting).

A Journey: from Border to Border

Midyat is one of a must visited historical places in Mardin beside Old Mardin. Overall this city is cited as paths of the early civilizations named Mesopotamia or far before it—if we talked about Christianity and Jews history as well for its strategic location with rocky hill and plain near the Tigris River.

Saturday, May 19, 2007

FUNGSI DAKWAH DAN DUKUNGAN MASYARAKAT: Menyingkap Fenomena Penyair Muda Madura

Esai oleh Beni Setia dimuat di Suara Karya Sabtu, 19 Mei 2007

from Suara Karya
Tulisan S Yoga, "Geliat Penyair Muda Madura" [ lihat: SK, 7/4. 2007], mengapungkan sebuah tanya dan satu pseudo jawaban. Pertanyaan itu adalah, dari empat kabupaten di Madura, Bangkalan, Sampang, Sumenep dan Pamekasan, kenapa hanya Sumenep yang banyak melahirkan penyair?


S Yoga mensinyalir stimulus tidak langsung dari tradisi intelektual mengkaji kandungan Qur'an di satu sisi, dan kebiasaan tilawatil Qur"an yang mirip seni baca puisi dan kebiasaan barzanji di pesantren pada kelahiran penyair - yang dianggapnya sejajar dengan tradisi macapat pada masyarakat pedesaan lainnnya. Secara spesipik S Yoga menyinggung eksistensi dan sumbangsih dari Ponpes Al Amin di Prenduan dan Annuqayah di Guluk-Guluk. Tetapi siapa penyair Madura yang di-bangkitkan oleh tradisi sastra klasik Jawa macapat?

Wednesday, May 09, 2007

Tradisi Tulis-Menulis yang Kian Rapuh

Oleh Matroni el Moezany, ini dikliping dari sini

Kutub adalah sebuah wadak sekaligus tempat yang ada dibawah naungan Pondok Pesantren Hasyim Asy’arie yang diasuh oleh seorang budayawan K.H. Zainal Arifin Thaha (alm) sekarang di asuh oleh istrinya Maya Feri Oktavia (Bunda Maya). Santrinya datang dari berbagai daerah seperti Jawa, Sumatra, Madura, dan Bali mereka (santri) di samping belajar kitab kuning (ngaji), mereka juga belajar menulis. Baik menulis opini, esai, puisi, cerpen, resensi, jurnalistik ada juga yang sudah menerbitkan buku.

Tuesday, May 08, 2007

Mengenang Gus Zainal Arifin Thoha

Digunting dari sini 

“SEORANG filsuf Yunani pernah berkata bahwa nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tetapi mati muda, dan tersial adalah umur tua. Bahagialah mereka yang mati muda,” tulis Shoe Hok Gie dalam Catatan Seorang Demonstran. Ungkapan Gie ini kiranya tepat untuk mengenangkan Gus Zainal Arifin Thoha yang meninggal di usia yang relatif muda, 35 tahun.