Wednesday, March 17, 2010
Seranai Waktu
—byan
ini tentang memulai sebuah perjalanan
jalan yang menikum dari masing-masing
kita
arah serupa sebuah kastil di sebuah
bukit curam
atau mungkin lautan yang menunggu kapan
saja
kita pulang
kita memang tidak pernah tahu, bukan
tentang seranai waktu dan ruang yang menganga
di setiap kita memulai sebuah
perjalanan
tapi aku sudah memilih bersamamu
dan engkau memilih bersamaku
mengarungi arti keberadaanku
mencari makna keberadaanmu
menjadi keberadaan kita
ini tentang memulai sebuah perjalanan
tentang keyakinan untuk menutupi
keraguan
sebuah permainan yang dimulai
masing-masing
dan memaknainya dalam saku celana
kita
dengan aroma nafas yang terhirup di
sebuah pagi
saat embun akan memulai mengering
di tangan kita masing-masing
Ini tentang memulai sebuah perjalanan
yang tertinggal di belakang
adalah seiris mata pisau
sesekali akan menikam kita
Papringan, Februari 2010
Wednesday, March 10, 2010
Gus Zainal dan Revitalisasi Kaum Santri
(Catatan Satu Tahun Kematian KH Zainal Arifin Thaha)
Tulisan ini digunting dari blog Fatkhul Anas,seorang sahabat seperjuangan saya di bawah asuhan Gus Zainal.
14 Maret 2007 jagad Yogyakarta kehilangan seorang cendekiawan dan budayawan muda kharismatik. Dialah KH Zainal Arifin Thaha, cendekiawan kelahiran kediri, 5 Agustus 1972. Dalam usianya yang ke-35 KH Zainal Arifin Thaha mangkat menuju kehadirat Ilahi dengan meninggalkan istri tercinta, 5 orang putra serta para santri Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Hasyim Asy’ari. Gus Zainal panggilan akrab bagi KH Zainal Arifih Thaha, adalah sosok manusia istimewa. Beliau selain dikenal sebagai cendekiawan juga merangkum budayawan, penyair, dosen, seniman, bahkan Kyai. Disinilah kepribadian yang luar biasa terangkum dalam diri Gus Zainal. Hanya saja belum sempat melanjutkan cita-cita luhurnya, beliau harus pulang kehadiran Ilahi dalam usia muda.
Tulisan ini digunting dari blog Fatkhul Anas,seorang sahabat seperjuangan saya di bawah asuhan Gus Zainal.
14 Maret 2007 jagad Yogyakarta kehilangan seorang cendekiawan dan budayawan muda kharismatik. Dialah KH Zainal Arifin Thaha, cendekiawan kelahiran kediri, 5 Agustus 1972. Dalam usianya yang ke-35 KH Zainal Arifin Thaha mangkat menuju kehadirat Ilahi dengan meninggalkan istri tercinta, 5 orang putra serta para santri Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Hasyim Asy’ari. Gus Zainal panggilan akrab bagi KH Zainal Arifih Thaha, adalah sosok manusia istimewa. Beliau selain dikenal sebagai cendekiawan juga merangkum budayawan, penyair, dosen, seniman, bahkan Kyai. Disinilah kepribadian yang luar biasa terangkum dalam diri Gus Zainal. Hanya saja belum sempat melanjutkan cita-cita luhurnya, beliau harus pulang kehadiran Ilahi dalam usia muda.