(untuk almarhum k.h.a. hamidi hasan)
/i/
tibatiba aku ingin sekali datang ke stasiun
tanpa karcis di tangan. tidak hendak kemana
selain menunggu kereta demi kereta melintas
dan menemukanmu mendaras rel yang sama
o, ini pagi aku menyaksikan keberangkatanmu
jadwal yang kau sebut begitu cepat
tak dapat kujabat tanganmu erat
lengking peluit keburu mengkilat
//ii//
pagi dinihari pukul 2.30
laman kusam stasiun tua
temaram lampu perlahan tertahan
menyulam kumparan masa silam
sebiji arang pada secangkir kopi
menemani kerangkatanmu
dari stasiun yang lain
selamat jalan guru....
aku dari kota tugu
segera menyambut
sebuah kereta
kau namai
sendiri
arang hitam mulai tenggelam
merenangi kantukku yang hilang
musik jalanan dan parfum malam
di sini kami bertiga (aku, sabri, ruslan)
dari ruas masa silam yang sama
meniti pematang di belakangmu
///iii///
riuh rendah kereta malam
datang dan tengggelam
cangkirku tibatiba hitam!
stasiun tugu, jogja, 26 Mei 2012