aku sendiri
menunggu matahari pulang di hierapolis
di sebuah kolam mata air teriris bagai kapas
dari atas bukit sebuah kastil menyala cemas
bulan tak sedang indah
pucat
di tebing batu-batu kapur
malam ini aku tersesat di jalan pulang
kembali atau pergi adalah bisikan jalang
menyaksikan kaki para peziarah
saling menghapus
timbul dan tenggelam
di jalan-jalan
pandangku rabun
dari dekat, di antara percik air
batu-batu menyala
derap pasukan perang berkuda
menyambut malam yang jatuh
sebagai anak jadah
bulan tak sedang indah
menyusut di sudut altar
di permukaan taman yang putih
aku menyaksikan peri-peri menari
menggandeng tangan para permaisuri
gemerincing air berseri-seri
ini malam sebuah pesta untuk sengketa
prosesi menyambut para pemenang
atau mengenang yang pernah mengisi
linimasa peradaban di labirin berkapur ini
dari atas bukit genderang ditabuh bertalu-talu
pasukan perang, kuda-kuda terbaik disiapkan
ke medan pertempuran, ke tengah sunyi yang raib
para rahib berdoa di biara dan menunggu
bulan yang tak sedang indah
menemui tuhannya
malam makin nyalang
pesta lamat-lamat hilang
aku melangkah
jejak-jejak dari ribuan tahun
tiba-tiba menyala di belakangku
aku akan pergi menuju pesta
atau sengketa yang lain
di jalan-jalan berlumpur, tanpa kastil
di mana sejarah terus saling menampar
Turki, 2015
2 comments:
Semoga damai. agar bulan kembali indah
terima kasih cak.. Amien ya rabbal alamin
Post a Comment