Thursday, December 29, 2011

Tanah Itu, Ya Darah!

Tulisan kali ini saya kutipkan dari Twitter saya @_bje yang mungkin hanya galau semata, tidak perlu, sia-sia, atau apatah namanya! Saya hanya suka berbagi, dan selebihnya adalah pikiran kita masing-masing yang menangkapnya!
Tanah Itu, Ya Darah! Ingin iseng-iseng bercerita ttg tanah #tanah
malam-malam, ketika tubuh ini telentang, pikiranku ingat tentang tanah, suatu yang urgen tapi kita jarang menghargai keberadaannya #tanah
atau mungkin kita lupa, atau mungkin belum sempat memikirkannya #tanah
Kita memang tidak sedang tidur di atas tanah secara langsung, tapi ingat bahwa tubuh kita dekat dengan tanah, yang setia menyanggah! #tanah
Namun, ia menjadi entitas yang berpisah—karena kebiasaan kita sering meludahi, memberaki dan menyumbatnya dg sampah #tanah
ia tidak pernah menyumpahi kita atas semua itu karena memang tanah diciptakan untuk memberi ruang hidup sekaligus memendam kematian #tanah
tanah sudah memberikan kita segalanya. Sebagai rumah kematian, tanah sudah menampung kita. Mungkin untuk itulah tanah diciptakan #tanah
Kekerasan dan pencaplokan yang berdasarkan penguasaan tanah sudah terjadi sejak ribuan tahun. Karena tanah sesuatu ttg kemerdekaan #tanah
dan di situlah tanah menjadi rebutan. penjajahan berawal dari perebutan tanah dan territori, penguasaan terhadap kekayaan tanah (SDA) #tanah
pada awalnya tanah adalah ttg territori, tapal batas yang memberikan ruang bagi trcptanya dinamika khdpan, dan kemerdekaan #tanah
tentang tanah telah mengobankan darah: ada Mesuji dan Sape. Itu yang baru aja muncul, entah di mana lagi yang akan menyusul #tanah
ingat lho, para pejuang kemerdekaan berperang hingga darah penghabisan, demi tanah air, kemerdekaan #tanah
krn kalau tanah hanya dinisbatkan dg petani, semakin jelas bahwa mereka yg berada di luar kpntingan itu merasa sah memperalat tanah #tanah
tanah itu ibarat Ibu kehidupan itu sendiri--bagi manusia, bukan hanya bagi petani #tanah
jk ingat petani, yg semua hidupnya digantungkan pada tanah, maka tanah adalah darah yang mengalirkan khpan bg mereka #tanah
saya merasakan itu, karena saya adalah anak petani, dan ikut bercocok tanam di atas tanah #tanah
saya percaya bahwa tanah adalah sebidang harapan masa depan, krn hidup berawal dari sana #tanah
pantas banget jika, umpanya, banyak petani yang tidak mau tanahnya dijual untuk perkebunan atau pertambangan #tanah
petani di Kulonprogo diobok-obok utk melepas #tanah mereka dg harga mahal, tapi mereka tidak pernah mau krn tanah adlh masa depan bkn uang
taruhlah sebidang tanah dihargai olh korporasi dg uang yang cukup untuk hidup 10 thn. Stlh 10 th, mrk disuruh mati apa? #tanah
di kampung saya, tanah adlh martabat, harga diri, dan harga mati! tidak boleh ada yang mengotak-atik itu #tanah
jk kita kenal CAROK, duel ala Madura yang sampai bikin darah bersimbah, salah satu pemicunya adlh TANAH. Tanah warisan #tanah
saya paham kenapa petani di Mesuji atau Bima rela hingga darah penghabisan--karena itu kemerdekaan bg mereka #tanah
para founding fathers bangsa ini sangat sadar ttg kebangsaan mereka, ttg tanah dan territori yg kita singgahi ini: negeri agraris! #tanah
sehingga Undang-Undang Dasar 1945 (UUD’45) Pasal 33 ayat 3 menyematkan ttg semangat tanah yang memakmurkan utk bangsa #tanah
aneh memang sih, ketika pola pikir teknokrat, atau pola-pola urban selalu dipaksakan dg menafikan esensi lokal #tanah
selamat malam tanah, selamat malam ibu kehidupanku, #tanah

0 comments: