Tuesday, September 25, 2012

Fragmen untuk Rainbow for Peace

Satu

doc Pisgen
Saya lupa persisnya kapan ide acara gerakan Rainbow for Peace muncul. Sebenarnya kalau mau di-cross check lewat catatan based on social media pasti bisa terlacak. Yang pasti, jauh sebelum bulan Agustus 2012 saya banyak ketemu dengan teman-teman komunitas wa bilkhusus teman sesama Person in Charge di komunitas Peace Generation, khususnya Ema. Di samping membicarakan kondisi PIC yang perlu suksesi, karena dari lima yang bisa aktif hanya bertiga apalagi Nurul sudah mengabdi menjadi pengajar muda di Indonesia Mengajar, obrolan kami biasa mengalir ke mana pun. Dan ide-ide segar itu kerap muncul dalam kondisi di mana pikiran kita dibiarkan bebas berjelajah!

Topik paling biasa di antara kami adalah obrolan tentang isu-isu pemuda dan perdamaian secara umum, bisa sekedar curhat, curcol, ataupun sampai kepada diskusi serius di tempat yang tidak serius semacam ruas warung kopi. Kalau tidak salah di Warung Mbak Sasha kami menonton video-video tentang bullying di Amerika ataupun dari negara lain. Beberapa bulan sebelumnya saya sudah pernah nonton video-video tadi karena rekomendasi dari Ms Ana (thank you Ms). Dan sampailah pada sebuah video dan foto-foto bernama Pink Dot, sebuah gerakan komunitas LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transeksual) yang pertama kali digagas di Singapore. 

Nah, dari situ kemudian terbersit keinginan kami untuk membikin "Lingkaran Pelangi Manusia" dalam rangka memperingati Hari Perdamaian Internasional 21 September. Konsep yang kami rancang bukan "warna pink" tapi komposisi "warna pelangi". Kenapa warna pelangi? Karena warna ini menjadi simbol keberagaman, atau kebhinnekaan bangsa Indonesia. Pelangi adalah artikulasi keindonesiaan itu sendiri. Kenapa lingkaran? Karena komposisi lingkaran adalah spirit untuk saling melindungi!

Ide-ide segar ini terus kami tetap komunikasikan dengan teman-teman komunitas. Konsepnya diasah dan dipertajam dengan ditambal di sana-sini. Akhirnya terbayanglah sebuah acara yang tidak segan-segan kami menyebutnya gerakan perdana di Indonesia, yaitu Lingkaran Pelangi Manusia dengan tagline "Rainbow for Peace - the rainbow is you" yang diprakarsai sendiri oleh komunitas Peace Generation dengan mengajak teman-teman komunitas lain di Jogja.


Dua

Benar bahwa yang saya sukai dari kegiatan-kegiatan Pisgen adalah pembelajaran proses yang terjadi di dalamnya. Bukan hasil yang saya pikirkan tapi keyakinan bahwa proses yang matang dan well-prepared akan melahirkan hasil yang matang pula. Atas dasar itu, gerakan Rainbow for Peace mulai kami siapkan, sekitar 2 bulan tapi terpotong sama liburan lebaran. Jadi efektif kerja sekitar 1,5 bulan.

Saya secara pribadi hanya menjadi tim hore saja, meskipun memang sangat sulit karena kekurangan jumlah panitia yang terlibat di dalamnya. Fortunately, kegiatan ini biar banyak dihandle oleh teman-teman Cucu Buaya. Dan luar biasa semangat teman-teman Cubuy berkobar dan menggarap acara ini secara spektakuler. Saya berpikir bahwa setelah acara ini suksesi PIC bisa dilakukan dengan segera.

Tiga
Proses belajar untuk mempersiakan Rainbow for Peace terus masif dan teman-teman Cubuy bisa merasai proses ini, bisa mendapatkan feel-nya. That's all I want personally! Proses mendapatkan feel dari sebuah acara tidak mudah memang. Bagi siapapun yang tidak secara jiwa ikhlas terlibat ber-volunteer ria dengan kegiatan komunitas, feel-nya sulit didapatkan. Tapi semanagt volunteerism inilah yang kemudian menyatukan barisan laskar Rainbow for Peace, dengan sebuah niat demi karya bersama-sama bagi perdamaian pemuda dan kesadaran kebhinnekaan di Jogja dan Indonesia.


Syukur alhamdulilah banyak support positif dari teman-teman di luar komunitas, dan mereka membantu baik berupa finansial seadanya ataupun tenaga sebagai tim kerja bersama kami. Kami yang tidak punya modal dana, tapi hanya modal ide-ide kreatif, terus bergerak dengan keyakinan bahwa karya Rainbow for Peace bisa menjadi karya bagi pemuda sehingga siapaun bisa mendukungnya secara bersama-sama.

Empat

Jreng..... TM Rainbow for Peace pun dimulai, bertempat di GPS UGM. Teman-teman peserta yang datang hampir 70 persen. Wow, luar biasa! Ini passion yang harus tetap dijaga bagi semua pemuda di Indonesia. Saya yang menyaksikan sendiri mereka berlatih sangat terharu dan yakin bahwa acara ini telah menghidupkan semangat dan sekaligus memberikan mereka ruang untuk mengekspresikan kebhinnekaan. Tinggal 2 hari lagi menuju puncak, 21 September!

Lima
Foto: Alam Surya Anggara
Dan..... manusia-manusia pelangi itu pun memadati Nol Kilometer sejak pukl 14, hari Jumat, 21 September 2012. Sebentar lagi lingkaran pelangi manusia itu akan kita saksikan bersama-sama. Tak sabar pastinya saya ingin segera menikmati pemandangan pertama di Indonesia itu. Meski sebelum itu, Pak Polisi sempat marah-marah sama panitia karena menurut versi Pak Polisi dikirain Lingkarang Pelanginya itu pas pukul 14. 00. Padahal tidak, acara falshmob-nya itu pukul 16.00 dan di rundown sudah ada. Mungkin Pak Polisi aja tidak baca rundown kami, atau mereka pingin menyapa kami dengan caranya. Saya, Zita, dan Eny keluar dari kantor Polisi di Nol Km dengan senyam-senyum, meski di hati kecapaian juga.
Foto: Junaedi Ghazali

Kami bertiga, sekitar pukul 14.30 di kantor Pak Polisi bersepakat bahwa pukul 14. 00 teman-teman peserta sudah masuk dalam lingkaran, dan 30 menit kemudian jalan raya Nol Km sudah bersih dari lingkaran pelangi. Wuihh... Pak Polisi emang selalu tegas. Thanks Pak sudah mendukung.
Dan betul, 5 menit sebelum pukul 16.00, Zita sebagai Sei Acara sudah mengomando peserta masuk ke dalam lingkaran. Dan di situlah proses pembuatan pelangi itu. Tapi sayang sekali sodara-sodara saya tidak bisa menontonya langsung karena saya harus menjaga tas titipan peserta yang menumpuk di belakang panggung. Anak-anak Cubuy yang sebelumnya bertugas jaga tas pada berangsek ke dekat titik dimana proses pembuatan lingkaran pelangi mulai dibentuk. Okay saya mengalah dan menjaga tas. Saya bisanya cuma ngeliat dari atas panggung, lumayan jauh dan tidak jelas tapi sangat puas karena acara ini berjalan dengan semarak berat, dan semua orang happy!

Terima kasih teman panitia, volunteer, dan semua personal ataupun instansi yang sudah mendukung. You're the rainbow! See you next year, dear peacemakers!

Link acara Rainbow for Peace: Radar Jogja, Dikpora, dan ini!

0 comments: